Jumat, 22 November 2013

ayam potong 

Ibu siti rahhmawati adalah sosok wanita yang selalu berjuang demi kebutuhan keluarganya . beliau membanting tulang demi tercukupinya kebutuhan khususnya untuk anak anaknya 
beliau setiap pagi pergi ke pasar dengan berjualan ayam potong . 
setiap pagi ibu siti rahmawati beserta suaminya memotong ayam tersebut untuk di jualnya .
dan sesampainya di pasar ia selalu menawarkan barang daganganya 

harga ayam potong bisa berkisar Rp.23000.00/kg

KUALITAS AYAM YANG UNGGUL

 

 

"JIKA ANDA BERMINAT HUB 085878620954 "








                            perpisahan yang penuh makna 

15 juni 2013 .,

hari ini adalah hari perpisahan kelas XIAgama 1 & XIAgama 2, wali kelas kami tercinta yaitu bapak syarif dan bu nisa yang selalu setia menemani kami dalam kegiatan kami,sedang mempunyai acara yaitu tasyakuran atas ulang tahun mereka yang selalu dimeriahkan oleh anak-anaknya yang super jahil,end selalu membuat surprize !! .. :)  beliau menyewa rumahnya mas rukhun untuk melangsungkan kegiatan tasyakuran tsb ..
dari sekolahan kami tercinta yaitu kampus man 1 kota magelang kami jalan menuju rmahe mas rukhun , seru skali di sepanjang jalan dihiasi canda tawa temen-temen sima alsega ( siswa agama alim seregep exert giat aktif ), ketawa ketiwi selalu menjadi ciri khas candaan kami .
menyenangkan memang , sesampai dirumah rukhun ,kami segera memulai acara tersebut. didalamnya kami mendapat banyaak nasehat-nasehat dari pasya (ustadz kita pak syarif ) dan bu nisa .kesan pesan selalu menyirami kita sbagai murid mereka . pokoknya indah bgt dech campur aduk " haru , seneng , sedih hikzz :( " .
pokoknya asyik banget dech !!!
you're always in memoriam !!!
tetep jaga tali sillaturrohim yah .. jangan menyerah untuk tetap mencari ilmu ....

jaga kekompakan ... !!!

sima - alsega feat coma- alsega


                        Beberapa Contoh Manfaat Blog Bagi Pelajar

Saat ini blog bukan hanya untuk kalangan perusahaan, profesional, pengusaha, atau penggunaan lainnya. Blog juga bisa digunakan oleh siswa sebagai sarana pembelajaran. Bahkan untuk menyelesaikan pekerjaan dari guru, atau bahkan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi si murid.

Meskipun ada banyak siswa yang memiliki blog, tetapi beberapa dari mereka masih tidak mengerti, apa manfaatnya. Nah, kali ini saya akan berbagi beberapa contoh Manfaat Blog Bagi Pelajar. Namun jika Anda tidak memiliki blog, Anda dapat mengikuti tutorial singkat bagaimanakah Cara Membuat Blog.

Blog sebagai sarana berbagi
Mungkin setelah Anda mendapatkan pelajaran dari guru atau sekolah, Anda dapat berbagi di blog. Sehingga teman atau orang lain dapat melihat apa yang telah Anda pelajari. yang pasti akan lebih menguntungkan, karena itu merupakan sebuah pahala karena anda telah berbagi.

Blog Dapat Mengasah Kreatifitas
Jika Anda menulis sesuatu di blog, tentu saja Anda harus berpikir tentang. Oleh karena itu, Anda dapat meningkatkan kreativitas Anda saat menulis di blog. tentunya akan tercipta sebuah ide tulisan yang harus anda menulis.

Blog sebagai wadah penampung ide
Jika Anda memiliki ide, dapat anda curahkan di media blog. Sehingga Anda dapat menuliskan ide-ide Anda untuk teman-teman, keluarga, dan dunia. Juga, jika Anda membaca sebuah pemikiran yang memiliki ide yang sama, Anda bisa saling bertukar pikiran dengan teman teman blogger lain yang memliki ide yang sama.

Blog sebagai sebuah buku catatan online
Selain pertukaran ide, atau pelajaran, Anda dapat berbagi tentang kehidupan sehari-hari Anda. Istilahnya blog bisa dijadikan sebagai buku catatan online yang bisa dibaca semua orang. atau sebagai diary pribadi saja.

Blog sebagai sarana mencari uang jajan tambahan
Tidak hanya untuk berbagi informasi atau ide, blog juga dapat digunakan untuk mencari uang. Anda dapat menempatkan iklan di blog Anda, atau Anda dapat memasarkan produk yang anda miliki untuk dijual di blog. Jadi intinya anda jadikan sebuah blog menjadi tempat berjualan.

Blog Sebagai sarana untuk mendapatkan teman
Dengan blog anda dapat menemukan teman baru. entah itu di dunia maya, atau bahkan dari sekolah lain. Jadi, Anda dapat bertukar pikiran tentang ajaran atau ilmu nge-blog.

Senin, 09 September 2013

sima_alsega


pilihan hati


Pilihan Hati

bidadari_Azzam – Minggu, 30 Januari 2011 16:40 WIB
Pria yang dimaksud adalah pacar Shasa, selama ia menjalani hari-hari sebagai pramugari cantik di sebuah maskapai penerbangan nusantara. Pria itu nonmuslim. Shasa sepertinya tak punya pandangan mata yang normal lagi, apalagi mata hati yang jernih, dengan membiarkan orang tua sakit hati, bahkan Ayahnya meninggal dunia tahun lalu saat semakin sakit-sakitan.
Padahal, sebelum diukur dengan “kadar imam dambaan wanita”, (maaf) secara fisik pun biasa saja, pria itu terhitung tidak ganteng malah, yang akhirnya sanak-keluarga mengisukan “ilmu hitam” yang dipakai si pria untuk menarik Shasa menjadi istrinya. (Naudzubillahi minzaliik)
Sekarang Shasa sudah tak lagi ramping, tubuhnya sama gendut dengan anaknya. Padahal baru beberapa tahun menikah, guratan penuaan dini sudah menjalar di wajahnya, kemungkinan besar adalah bersumber dari kegundahan nurani, karena dalam hukum Islam, murtad adalah termasuk dosa besar. Sehebat-hebatnya ia bersandiwara dengan senyum mesra seolah bahagia dengan agama barunya, pastilah hatinya menangisi pilihan fatal dalam hidupnya itu. Firman Allah SWT, “ Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka dia tidak akan diterima (agama itu) dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘imraan:85).
Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tabrani: "Barang siapa telah menikah, ia telah memelihara setengah bagian dari imannya, karena itu, hendaklah ia takwa (takut) kepada Allah dalam bagian yang lain." Lantas bagaimana mungkin seorang wanita muslimah malah rela mengubah agamanya demi menikah dengan pria nonmuslim itu? Pikiran orang-orang normal biasanya, “apakah tidak menemukan lelaki muslim yang pantas ?”, dan Shasa punya pertimbangan lain, “kata cinta”, kemewahan atau alasan lainnya.
Berbeda dengan Kak Risa, yang pernah dilamar seorang teman kantornya, nonmuslim. Teman pria ini mengaku amat sangat mencintainya, dan bersedia menikah “beda agama”, di Singapura atau Belanda, sehingga baginya tak masalah jika Kak Risa tetap muslimah sedangkan ia tetap menganut agama yang dipeluknya. Alhamdulillah, Kak Risa teguh pendirian, orang tuanya telah menjelaskan bahwa pernikahan yang seperti itu adalah tidak sah di mata Allah SWT, tetap zina seumur hidup.
Sungguh Saya bangga pada Kak Risa, beberapa tahun lalu, pilihan hatinya yang tepat telah menuntunnya pada kehidupan rumah tangga yang indah bersama Mas Tono. Kak Risa telah menggunakan busana muslimah, menutup aurat dengan baik, serta pasca menikah, ia menaati suaminya untuk segera resign dari kantor tempatnya bekerja agar lebih bisa menjaga kondisi tubuh sebagai persiapan kehamilan. Sekarang mereka sering bermain di taman bersama bidadari mungil yang lucu, indahnya rumah tangga tersebut.
Pilihan Hati, artinya nurani yang bicara, sepanjang hidup ini kita selalu dihadapkan atas jutaan pilihan. Kita harus memilih dengan tepat, walaupun sulit saat pilihan itu bertaburan ibarat debu, namun kita harus lakukan. Pilihan Hati saat berjumpa sosok “pendamping hidup”, yang menemani hari-hari hingga akhir hayat (insya Allah) biasanya adalah episode terhebat bagi sebagian besar orang.
Pilihan Hatiku saat baru masuk kuliah semester satu, kuyakini bahwa pendampingku—seorang muslim yang selalu optimis pada Allah SWT, walaupun manusia lainnya menghina, “ya ampuuun, masih kuliah, gajiannya guru privat doang?”, atau “kamu bodoh banget yah, dilamar si anu yang udah jadi orang hebat kagak mau, eeeh… pas dilamar mahasiswa kurus, kucel dan gak punya apa-apa, koq mau aja?”, atau cemoohan kalimat seperti, “liat aja loe…ntar baru berapa taon nikah, udah nangis-nangis minta Ce**i, kan anak muda sekarang banyakan gitu niru artis?” (halah, yang ini termasuk tidak pantas, mendo’akan keburukan untuk orang lain).
Ternyata benar, penilaian sekilas dari manusia tak ada artinya di mata Allah. Begitupun sosok calon suamiku ini, dulunya benar-benar bertekad kuat untuk menikah di usia muda, namun sudah beberapa kali ditolak akhwat, rata-rata tak percaya akan kesungguhannya, dengan alasan, “maisyahnya kurang, sebaiknya nunggu lulus kuliah dulu dan kerja mapan, jadi bisa menanti beberapa tahun lagi…”. Bagi sosok disisiku ini, tak ada istilah penantian apalagi pertunangan, teman-temannya dahulu menjulukinya “si keras kepala”. Namun ternyata, kata yang lebih tepat penilaianku padanya adalah, “berani &optimis memegang prinsip”.
Dengan kekuasaan Allah SWT jualah, kami hanya bertemu di forum diskusi tentang Palestina, tadinya tak ada niatan untuk mencari jodoh di forum itu, namun melalui perantaraan temannya yang ternyata kakak kelasku waktu di sekolah, maka ia menanyakan info tentangku lebih jauh. Kami berbeda pulau, berbeda suku, kondisi keluarga pun berbeda, tak pernah bertukar photo, tak pernah bertemu muka hingga saat khitbah.
Namun yang pasti, dulu, setiap akan membalas emailnya, Saya selalu istikharah, cuma Allah SWT tempat meminta petunjuk yang tepat. Saya yakin, alur perjalanan itu adalah semata-mata skenario Allah SWT, hingga kini Dia telah mendidik kami menjadi makin dewasa. Sederet gelar akademik, pengalaman, maupun jumlah nominal uang yang didapat bukanlah alat ukur kesuksesan seseorang. Namun dengan izin Allah yang mudah “Kun Fayakun”, apabila Allah SWT sudah berkehendak mengirim segala kurniaNya itu buat kita, semua itu amat mudah untuk diraih.
Azzam alias Tekad yang kuat saat menetapkan pilihan harus selalu tertanam di hati. Tak pernah putus rezekiNya, tak pernah ada istilah pengangguran sebagai pemuda-pemudi kreatif, dan tak pernah jauh dari rasa optimis pada Allah SWT. Hanya dalam hitungan dua tahun, kala suamiku sudah lulus kuliah dan harus training ke Jerman, cemoohan orang makin memudar. Toh akhirnya tahun berikutnya saat kami sudah mampu membeli rumah sendiri di sudut Jakarta, makin gigit jarilah para penghina itu.
Saya telah sering mengukir hikmah, sharing atas berbagai peristiwa tentang Rumah Tangga kami di catatan cinta oase iman ini. Alhamdulillah semakin naik tangga, Saya pun lulus kuliah dengan lancar, cita-cita kami untuk melanglang buana ke berbagai negara (dengan catatan : bukan menggunakan uang rakyat donk!) tercapai, benua-benua lain telah dijelajahi. Dan Alhamdulillah makin banyak pengetahuan baru di berbagai negeri, tak membuat pilihan hati ini berubah.
Di Krakow dan kebanyakan kota-kota Eropa lainnya, kesadaran masyarakat akan pola hidup sederhana sudah sangat tinggi, tak ada pengaruh peningkatan nominal kekayaan dengan gaya hidup (lifestyle). Membeli barang apapun, biasanya sesuai kebutuhan saja, hidup bersahaja. Misalnya hal kecil disini masih banyak pengguna ponsel zaman “ulekan cabe”, merk lama dan ponsel ukuran gede, tapi masih berfungsi dengan baik, walaupun pemiliknya mampu membeli smartphone model tercanggih. Allah SWT Maha Kaya, jangan takut memilih jika hati telah khusyu’ bertanya padaNYA.